Puisi Religi Pengingat Diri Berjudul Konduktor Dendam Karya Momoy



KONDUKTOR DENDAM
Oleh: Momoy

Kita sudah jelas terperosok pada lubang-lubang kebencian dan kehinaan
Terkubur dalam dendam yang akan membangkitkan perilaku-perilaku ketidakwajaran
Menuntut balas atas sebuah tindakan suatu kaum yang dengan keji memperhinakan
Jelas sudah rantai-rantai emosional semakin memanas
Hingga menjadi konduktor yang suatu saat akan meminta keterlibatan anak-cucu kita kelak demi sebuah pembalasan

Yang kita ciptakan hanya api untuk membakar nurani diri sendiri
Yang kemudian akan berimbas pada doa-doa yang dipinta kepada Tuhan untuk mencelakai suatu pihak
Menjadikan kita bertindak dan berpikir bahwa Tuhan tidak secuil pun memberikan rahmat kepada yang dibenci
Seolah-olah memohon hingga menjadikan Tuhan itu sendiri adalah dukun yang siap memberi kepuasan pada pelaku kebencian dendam hina dina

Ya Allah, ya Tuhan kami
Semoga kami tidak termasuk para pembenci itu

Rembiga, 28 September 2019

Marion D'rossi

Marion D’rossi, lahir pada 1 Januari 1995, adalah seorang penulis yang sejak kecil memiliki kecintaan mendalam terhadap dunia sastra. Ia telah menelurkan karya-karya dalam berbagai genre, mulai dari drama hingga petualangan, tetapi genre favoritnya adalah Thriller dan Fantasi, yang memungkinkan imajinasinya berkembang tanpa batas. Marion percaya bahwa setiap cerita memiliki kekuatan untuk menginspirasi, menghibur, dan membawa pembaca ke dunia yang penuh kejutan. Selain menulis, Marion juga berperan sebagai Manajer IT di MS Stories, sebuah platform modern yang menghubungkan penulis dan pembaca melalui novel digital. Di tengah kesibukannya, ia tetap menyempatkan waktu untuk mengasah keterampilan menulis, berinteraksi dengan komunitas sastra, dan membangun dunia imajinatif yang memikat. Bagi Marion, menulis bukan hanya profesi, tetapi juga cara untuk meninggalkan jejak dalam perjalanan hidup.

1 Komentar

Bijaklah dalam berkomentar. Gunakan kata-kata yang sopan karena kita adalah bangsa yang beradab.

  1. Puisi jiwa yg membaca fenomena terbelahnya bangsa karena politik identitas memaksa setiap org berada pd dua kutub dendam utk slg habisi. Cebong dan Kampret, Bacin dan Kadrun. Penulis membaca keadaan ini ckp galau tp memilih tdk berada pd salah satu fihak dan tak mau mewariskan dendam pd anak cucu negeri nantinya..

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak